Manajemen Kebakaran I
Karakteristik
dan Perilaku Api
1.1 Pengertian
tentang api
1.1.1 Reaksi
terjadinya api
Api
merupakan hasil peristiwa / reaksi kimia antara bahan bakar,
oksigen
dan sumber panas / sumber nyala dalam perbandingan
tertentu.
Api
adalah proses oksidasi yg sangat cepat dan berangsung secara terus menerus.
Api bukanlah tergolong pada zat. Api, atau lebih
tepatnya panas adalah Energi. Panas adalah pancaran radiasi berupa kuanta yang
berupa paket energi (kuantum) yang dihasilkan oleh zat atau materi.
Api adalah zat panas yang ditimbulkan dari benda yang terbakar,
berasal dari proses oksidasi sehingga berupa energi berintensitas yang
bervariasi dan memiliki bentuk cahaya (dengan panjang gelombang juga di luar
spektrum visual sehingga dapat tidak terlihat oleh mata manusia) dan panas yang
juga dapat menimbulkan asap.
Api (warnanya-dipengaruhi oleh intensitas
cahayanya) biasanya digunakan untuk menentukan apakah suatu bahan bakar
termasuk dalam tingkatan kombusi sehingga dapat digunakan untuk keperluan
manusia (misal digunakan sebagai bahan bakar api unggun, perapian atau kompor
gas) atau tingkat pembakar yang keras yang bersifat sangat penghancur, membakar
dengan tak terkendali sehingga merugikan manusia (misal, pembakaran pada
gedung, hutan, dan sebagainya).
1.1.2 Unsur
unsur api
a.
Bahan bakar (fuel) : sesuatu benda yang dapat dibakar atau
terbakar.
1) Padat seperti
kayu, kertas, batu, kain, plastik
2) Cair seperti
gasoline, kerosine, solar, olie dll
3) Gas seperti
LPG, LNG dan sejenisnya
b.
Oksigen (zat asam) diperlukan untuk proses pembakaran
1) Tubuh manusia
dan terjadinya api diperlukan min. 15% O2.
2) Komposisi O2
di udara + 21% , Nitrogen + 78%, CO2 dan
gas lainnya + 1%
c.
Sumber Panas (source of heat)
1) Secara umum sumber
panas dapat juga disebut sumber
nyala , tetapi secara khusus keduanya
berbeda
2) Perbedaan
sumber panas dan sumber nyala
a) Sumber panas
: benda atau keadaan / kejadian yang
menghasilkan panas
b) Sumber nyala : sumber panas pada
tingkatan
temperatur tertentu dianggap
berbahaya bagi timbulnya nyala api
3)
Terjadinya sumber nyala
a)
Peristiwa alam (natural process)
-
Pancaran sinar matahari
-
Gunung meletus
- Tenaga panas bumi,
halilintar dlsb
b)
Reaksi kimia
-
Karbid / batu kapur dicelupkan air
c)
Peristiwa listrik (electrical process)
-
Hubungan pendek (short circuit)
-
Timbunan listrik statis yang merembes/meloncat
d)
Peristiwa mekanik (mechanical process)
- Pergesekan dua
buah benda padat
- Benturan
antara paku dengan pemukul
- Udara yang
dimampatkan
e) Peristiwa
nuklir
- Reaktor nuklir
- Pembangkit tenaga nuklir
- Senjata nuklir
4) Cara
Pemindahan panas
a) Konduksi
(conduction)
Proses pemindahan panas karena hubungan
langsung dengan perantara benda padat penghantar
panas
b) Konveksi
(convection)
Proses pemindahan panas melalui benda cair udara
dan gas seperti panas yang dirasakan pada bangunan
yang berdekatan dengan bangunan lain yang terbakar
c) Radiasi
(radiation)
Proses pemindahan panas tanpa perantara,
(pancaran gelombang panas dari sumber panas itu
sendiri), sebagai contoh panas matahari ke bumi
5) Alat Pengukur
Panas
a) Disebut
thermometer (menggunakan air raksa)
b) Reaumur (R) : titik beku Oº dan titik didih 80º
R = 80 perbandingan = 4
c) Celcius (C) : titik beku Oº dan titik didih 100º
C=100 perbandingan = 5
d) Fahrenheit
(F) : titik beku = 32º dan titik didih
212º
F = 180 perbandingan 9 + 32
Contoh R = 60º , maka C = 5/4 x
60º = 75º
F = (9/4 x 60º) + 32º = 167º
1.2 Proses
terjadinya api
1.2.1 Reaksi
dari 3 unsur api (Fuel, O2 dan Source of ignition)
Api
akan terjadi kalau ke tiga unsur api tersebut bereaksi pada
perbandingan
tertentu dan bahan bakar telah menjadi uap.
1.2.2 Chain
reaction (tetra hedron of fire)
Reaksi
ke 3 unsur api tersebut disebut chain reaction dan fuel,
O2,
dan source of ignition plus reaksi disebut tetra hedron of fire
1.3 Oksidasi
1.3.1 Peristiwa
Oksidasi
a)
Definisi
Peristiwa persenyawaan / reaksi kimia
anatara suatu unsur
atau lebih dengan oksigen
b)
Tingkatan oksidasi
1) Oksidasi lambat
Proses oksidasi terjadi secara lambat, hingga hasil yang
terbentuk dari proses tersebut perlu waktu lama untuk
dapat dilihat contoh besi berkarat.
2) Oksidasi cepat
Proses oksidasi terjadi secara cepat, hingga hasil dari
proses tersebut secara cepat dapat dilihat
Contoh : proses terjadinya api
3) Oksidasi sangat cepat
Proses oksidasi terjadi secara sangat cepat, hingga hasil
dari proses tersebut sangat cepat dapat dilihat
Contoh : proses terjadinya ledakan
1.4 Intensity
(Banyaknya Panas)
1.4.1 Banyaknya
panas dari suatu kebakaran , tergantung dari jenis
benda / bahan yang terbakar
1.4.2 Banyaknya
panas tergantung dari luasnya permukaan bahan yang
terbakar
1.4.3 Banyaknya
panas tergantung dari banyaknya persentase O2
dalam proses pembakaran
1.5 Perambatan
Nyala
1.5.1 Pengertian
a.
Nyala api akan menjalar / merambat ke segala arah pada
semua permukaan bahan yang terbakar
b.
Perambatan nyala memerlukan waktu untuk mencapai jarak
tertentu
1.5.2 Faktor
yang mempengaruhi perambatan nyala :
a.
Jenis bahan bakar
b.
Temperatur
c.
Oksigen
1.6 Sifat sifat
fisik api
1.6.1 Flash
Point
Suatu temperatur terendah ketika suatu
bahan bakar telah
menguap dan bila diberi sumber nyala
maka akan terbakar
sebentar lalu padam kembali
1.6.2 Fire Point
Suatu temperatur terendah ketika suatu
bahan bakar telah
menguap dengan jumlah yang memadai dan
bila diberi sumber
nyala maka akan terbakar terus sampai
bahan bakarnya habis
1.6.3 Ignition
Temperature
Suatu temperatur terendah ketika suatu
bahan bakar telah
menguap dengan jumlah yang memadai dan
tanpa diberi sumber
nyala maka bahan bakar tersebut akan
terbakar dengan sendirinya
Contoh : Avgas 100 – 130 Ignition
temperature 824ºF
1.6.4 Ledakan
(explosive)
Merupakan proses energi (kejadian yang
menimbulkan /
menghasilkan tenaga)
Contoh : Terbakarnya tempat penimbunan
bahan bakar
Terbakarnya ruangan tertutup rapat
1.7 Klasifikasi
Api / Kebakaran
1.7.1 Definisi
Ditentukan atas dasar jenis benda /
bahan yang terbakar
1.7.2
Klasifikasi :
a. Api kelas A : bahan bakar benda
padat selain metal / logam
b. Api kelas B : bahan bakar benda
cair atau gas
c. Api kelas C : bahan bakar yang
mengandung aliran listrik
d. Api
kelas
D : bahan bakar benda logam/metal
1.8 Penjelasan Tentang Warna Api
1.8.1
Spoiler for Api Merah:
Api berwarna merah / kuning ini biasanya bersuhu dibawah 1000 derajat celcius. Api jenis ini termasuk api yang "kurang panas" dikarenakan jarang atau kurang sering digunakan di pabrik-pabrik industri baja / material. Kalau pada matahari, api ini berada pada bagian paling luarnya, yaitu bagian yang paling dingin.
1.8.2 Spoiler for Api Biru:
Api
berwarna biru merupakan api yang mungkin sering kita jumpai di dapur. Biasanya
api ini sering kita lihat di kompor gas. Rata-rata suhu api yang berwarna biru
kurang dari 2000 derajat celcius. Api ini berbahan bakar gas dan mengalami
pembakaran sempurna. Jadi tingkatan api biru diatas merah.
1.8.3 Spoiler for Api Putih:
Ini merupakan api paling panas yang
ada di bumi. Warna putihnya itu dikarenakan suhunya melebihi 2000 derajat
celcius. Api inilah yang berada di dalam inti matahari, dan muncul akibat
reaksi fusi oleh matahari. Api ini paling banyak digunakan di pabrik-pabrik
yang memproduksi material besi dan sejenisnya.
1.8.4 Spoiler for Api Hitam:
Tapi tahukah kalian bahwa api yang paling panas itu berwana Hitam, dan api hitam murni yang sesungguhnya ada di Neraka.
Ini bisa dibuktikan dari waktu Allah yang memerintahkan malaikat mengambil api dari neraka buat kehidupan di bumi, Si Penjaga Neraka memberikan api dari neraka hanya seukuran semut, lalu didinginkan dahulu sampai 70 masa (sekitar 350 ribu tahun kalau di bumi), lalu perlahan api tersebut berubah warna dari HITAM > PUTIH > BIRU > MERAH
Api hitam itu bisa saja disimulasikan (disimulasikan ya, bukan dibuat aslinya). Kalau misalnya kita lihat nyala api lilin atau kompor bunsen dengan seksama, maka ada perbedaan spektrum warna di dalamnya.
1.8.5 Spoiler for Simulasi
membuat warna api:
Warna dari api juga bisa dibuat dengan pembakaran bahan
kimia atau unsur golongan alkali / alkali tanah, contoh :
1. Red Strontium Chloride = api merah (pakai Stronsium)
2. Orange Calcium Chloride = api oranye (pakai Kalsium)
3. Yellow Sodium Chloride = api kuning (pakai Sodium)
4. Green Copper Sulfate = api hijau
5. Blue Copper Chloride = api biru
6. Violet 3 parts Potassium Sulfate 1 part Potassium Nitrate = api ungu
7. White Magnesium Sulfate = api putih (pake Magnesium
Dan terakhir kalau semua bahan itu dicampur akan menghasilkan api warna warni.
1. Red Strontium Chloride = api merah (pakai Stronsium)
2. Orange Calcium Chloride = api oranye (pakai Kalsium)
3. Yellow Sodium Chloride = api kuning (pakai Sodium)
4. Green Copper Sulfate = api hijau
5. Blue Copper Chloride = api biru
6. Violet 3 parts Potassium Sulfate 1 part Potassium Nitrate = api ungu
7. White Magnesium Sulfate = api putih (pake Magnesium
Dan terakhir kalau semua bahan itu dicampur akan menghasilkan api warna warni.
1.8.6 Spoiler
for mengapa api selalu ke atas
Udara hasil pembakaran pasti akan lebih panas dari
sekitarnya, sehingga kerapatannya menjadi lebih renggang. hal itu menjadikan
masa jenis udara di dekat proses pembakaran menjadi lebih kecil dari yang lebih
jauh. Sifat alam kan slalu ingin seimbang, jadi ya udara yang panas mengarah ke
atas untuk mencari masa jenis yang sama dengan dirinya. Kerapatan udara di bumi
kan semakin ke atas semakin kecil, sehingga udara di tempat pembakaranakan naik
ke atas hingga masa jenisnya sama dengan yang lainnya, ruang udara yang naik ke
atas akan di gantikan udara di sampingnya, sehingga terjadi sirkulasi udara
dari samping ke atas, dan api menjadi terbawa ke arah atas.
No comments:
Post a Comment